Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada sindiran politik. Menurut dia, ada kejadian
menarik di masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat
ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah satunya "peminta pertunjuk" yang paling
rajin, Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan
jumrah, yakni simbol untuk mengusir
setan dengan cara melempar batu ke sebuah
tiang mirip patung. Di sini lah muncul
masalah, terutama bagi Harmoko.
Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya.
"Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus
Dus menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya
sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya.
Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu
sama, Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke
kiri, mencari-cari posisi presiden untuk
"minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu
dengan lega ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan
"Hai
manuia, sesama setan jangan saling lempar."
(rhs)
Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010